semoga segala sesuatu yg baik dalam blog ini bisa MASUK ke OTAK anda serta segala yang buruk bisa MASUK ke KOTAK sampah anda

Kamis, 15 September 2011

Cerita Inspiratif - 4,"Betapa Besar Cinta Itu"

Pada jaman dahulu, ada sebuah pulau tempat berbagai Perasaan tinggal : Kebahagiaan, Kesedihan, dan semua perasaan lainnya, termasuk Cinta.

Suatu hari ada sebuah pengumuman yang memberitahu semua Perasaan bahwa pulau tempat tinggal mereka akan tenggelam, jadi mereka semua memperbaiki perahu-perahu mereka dan pergi. Cinta adalah satu-satunya Perasaan yang tetap tinggal di pulau. Cinta ingin bertahan sampai momen terakhir ketika pulau hampir tenggelam. Lalu Cinta memutuskan minta pertolongan.

Kekayaan
dengan menaiki perahu besarnya melewati Cinta. Cinta berkata, "Kekayaan, bisakah aku ikut denganmu?" Kekayaan menjawab, "Maaf tidak bisa. Ada banyak emas dan peak di perahuku. Tidak ada tempat untukmu disini."

Cinta
memutuskan minta bantuan pada Kesombongan yang juga sedang lewat dengan menaiki perahu yang sangat cantik. "Kesombongan, tolong aku." Kesombongan menjawab, "Aku tidak bisa membantumu. Kamu basah dan mungkin bisa merusak perahuku."

Kesedihan
datang mendekat, lalu Cinta minta bantuan padanya, "Bolehkah aku pergi denganmu?" Kesedihan menjawab, "Oh...Cinta, aku sendiri sedih menjadi diriku sendiri!" Kebahagiaan juga lewat di hadapan Cinta, tetapi ia terlalu bahagia sehingga ia tidak mendengar ketika Cinta memanggilnya.

Tiba-tiba muncul suara, "Mari Cinta, aku akan membawamu." Ternyata itu adalah suara si tua. Cinta merasa sangat senang sehingga ia lupa menanyakan nama si tua tersebut.

Ketika meeka sampai di daratan kering, si tua meneruskan perjalanannya sendiri. Cinta yang menyadari betapa besar ia berhutang pada si saudara tua, bertanya pada Ilmu Pengetahuan, saudara tua lainnya, "Siapa yang telah menolongku?"

"Waktu," Ilmu Pengetahuan menjawab. "Waktu?"tanya Cinta. "Tetapi mengapa Waktu menolongku?" Ilmu Pengetahuan tersenyum dengan bijaksana yang dalam,

"Karena hanya Waktu yang bisa memahami betapa nyata Cinta itu."

Sumber : Mario Seto, Koin Emas di Tepi Jalan

Posting Terkait



0 comments:

Posting Komentar