semoga segala sesuatu yg baik dalam blog ini bisa MASUK ke OTAK anda serta segala yang buruk bisa MASUK ke KOTAK sampah anda

Kamis, 22 Desember 2011

Ibu


nb : Sebelum para pembaca melihat dan menikmati tulisan di bawah ini, penulis menganjurkan untuk meng-klik tombol "play" di atas agar feel-nya lebih terasa :p
Dan memulai membaca ketika lagu sudah mulai diputar...

Sebuah artikel di majalah National Geographic beberapa tahun yang lalu menampilkan sebuah kejadian yang sangat menyentuh hati. Setelah kebakaran besar yang melanda Taman Nasional Yellowstone, para penjaga hutan naik ke gunung untuk memperkirakan kerusakan akibat bencana tersebut. Seorang penjaga hutan menemukan seekor burung yang telah mati hangus, bertengger kaku di atas tanah di bawah sebuah pohon.
Walaupun merasa ngeri melihat pemandangan itu, penjaga hutan ini memukul-mukul pelan bangkai burung ini dengan sebuah tongkat. Ketika ia memukulnya, tiga ekor anak burung kecil muncul dari balik sayap ibunya yang sudah mati. Ibu yang penuh kasih sayang ini, telah membawa anak-anaknya ke bawah pohon dan mengumpulkannya di bawah kedua sayapnya, karena secara insting ia tahu bahwa asap racun akan naik ke atas. Ia bisa saja terbang ke suatu tempat yang aman tetapi ia menolak meninggalkan anak-anaknya yang belum mampu untuk terbang seperti dirinya. Ketika api datang dan panas membakar tubuh kecilnya, si ibu tetap tabah. Karena ia rela mati agar anak-anak yang ada di bawah sayapnya bisa tetap hidup.
sumber : Koin Emas di Tepi Jalan, Mario Seto
Kisah yang sangat menyentuh hati kita sebagai manusia biasa yang penuh dengan kelemahan dan kegalauan. Kisah yang benar-benar memberikan pelajaran yang sangat berharga mengenai sosok seorang wanita mulia bernama ibu. Burung di atas menjadi sebuah simbol akan keberadaan seorang ibu yang rela mati demi anak-anaknya, ibu yang rela berkorban apapun demi anak-anaknya, ibu yang selalu memberi cinta dan kasih yang tiada henti bagi kehidupan anak-anaknya...
Ibu bagaikan malaikat yang diutus Tuhan untuk mendampingi kita, bagaikan sang surya yang menyinari dunia, bagaikan sang bulan yang selalu mendampingi gelapnya malam...
Ibu pelita hati, tanpa dia kita takkan bisa menghirup harumnya dunia, takkan pernah merasakan indahnya dunia.
9 bulan dia mengandung, 9 bulan dia menahan sakit, hanya demi mendengar tangisan pertama kita di dunia yang fana ini...

      Suatu ketika..seorang bayi siap dilahirkan ke dunia,menjelang diturunkan ... Dia bertanya kepada TUHAN :
bayi : "para malaikat di sini mengatakan, bahwa besok engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi....bagaimana cara saya hidup di sana,saya begitu kecil dan lemah"
TUHAN : "aku telah memilih satu malaikat untukmu..ia akan menjaga dan mengasihimu"
bayi : "tapi di surga apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa ini cukup bagi saya untuk bahagia"
TUHAN : "malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan lebih berbahagia"
bayi : "dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadamu?"
TUHAN : "malaikatmu akan mengajarkan..bagaimana cara kamu berdoa"
bayi : "saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat,siapa yang akan melindungi saya"?
TUHAN : "malaikatmu akan melindungimu, dengan taruhan jiwanya sekalipun"
bayi : "tapi saya akan bersedih karena tidak melihat engkau lagi"
TUHAN : "malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepadaku, walaupun sesungguhnya aku selalu berada di sisimu"
      Saat itu surga begitu tenangnya...sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang anak dengan suara lirih bertanya
bayi : "TUHAN..........jika saya harus pergi sekarang, bisakah engkau memberitahuku, siapa nama malaikat di rumahku nanti"?
TUHAN : "kamu dapat memanggil nama malaikatmu itu...... I B U ..."
sumber : kaskus.us
Kenanglah ibu yang menyayangimu..Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi, untuk ibu yang selalu menyebut namamu di setiap doanya, untuk ibu yang tak pernah henti memberikan cinta dan kasihnya...
Ingatkah engkau ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu? Ingatkah engkau ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu? Dan ingatkah engkau ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit?
Tapi, apa yang kita lakukan sebagai balasannya? Dengan membentaknya? Dengan menolak permintaannya walau hanya disuruh untuk membeli sesuatu di warung? Atau dengan melakukan perbuatan yang membuat ibu menangis sekalipun? Tak terhitung tingkah dan dosa yang kita lakukan untuk menyakiti hati ibu, tak terhingga berapa kali kita mengecewakan hati ibu...
Ibu akan selalu mencintai kita, menyayangi kita dengan segala kelemah lembutannya...

Satu hal kecil yang dianggap sepele yang pernah penulis & mungkin Anda semua lakukan terhadap Ibu.
“Kita dengan begitu mudahnya meminta maaf kepada orang lain (Teman, sahabat, pacar bahkan musuh sekalipun) dibanding meminta maaf kepada Ibu sendiri yang tanpa Beliau, kita takkan pernah ada di dunia ini !!!” 

Untuk itu, penulis mengajak diri penulis sendiri dan para pembaca untuk kembalilah...mohon maaf...pada ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu..

Jangan biarkan kau kehilangan saat-saat yang akan kau rindukan di masa datang, ketika ibu telah tiada...

Tak ada lagi di depan pintu yang menyambut kita...,
Tak ada lagi senyuman indah tanda bahagia. Yang ada hanyalah kamar kosong tiada penghuninya, yang ada hanyalah baju yang digantung di lemarinya.
Tak ada lagi dan tak akan ada lagi, yang akan meneteskan air mata mendoakanmu disetiap hembusan nafasnya...
Pulang..dan kembalilah segera...peluklah ibu yang selalu menyayangimu..

IBU adalah malaikat yang dikirim oleh Tuhan kepada kita , jagalah perasaan seorang ibu karena dia yang dipercaya Tuhan untuk menjaga kita...

Oh bunda ada dan tiada dirimu kan selalu ada di dalam hatiku



SELAMAT HARI IBU
untuk IBU yang selalu memberikan cinta dan kasihnya
Malaikat yang menjejak nyata walau tak bersayap

Ibu jikalau umurku panjang ku kan membahagiakanmu
berjanjilah untuk tetap bersamaku Ibu hingga akhir nanti
janganlah lelah menyemangatiku dengan kata mutiaramu
janganlah berhenti untuk menyayangi anakmu dengan segenap hatimu
jikalau suatu saat kita berpisah kukan mendoakanmu agar berumur panjang
jikalau ku merantau jauh kuberjanji tak durhaka dan melupakanmu Ibu
hingga suatu saat kupulang kembali dan menemukan jalan untuk kembali ke pelukanmu yang hangat

jangan menangis Ibu, hapus airmatamu
anakmu yang pergi akan kembali
jangan takut karena aku pasti akan pulang
dengan bekerja keras hanya untuk membahagiakanmu Ibu. 
 

Posting Terkait



1 comments:

Unknown mengatakan...

Assalamu'alaikum...
Salam Blogger STAN

Numpang lewat...:D

Posting Komentar