Saat pertama kali ditanya mengenai apa cita-cita saya, dengan mantap dan yakin saya menjawab "AKU INGIN MENJADI GURU"...
Masih ingat dalam benak saya akan momen-momen tersebut...
Suatu cita-cita yang mungkin menjadi hal tabu bagi mayoritas anak-anak lain dimana kebanyakan pasti akan menjawab dengan jawaban pilot, dokter, tentara, atau polisi. Entah kenapa pikiran saya saat itu untuk menjadi seorang guru.
Mungkin faktor utama adalah keberadaan kedua orang tua saya yang berprofesi menjadi guru SD, bahkan sampai saat ini. Saya belum jauh memikirkan alasan lain mengapa saya memilih atau lebih tepatnya menjawab pertanyaan di atas dengan jawaban ingin menjadi seorang guru.
Sampai akhirnya waktu dan zaman membawa diri saya menuju perkembangan ke arah kedewasaan, baik perkembangan fisik maupun mental. Saya akhirnya sedikit demi sedikit tahu akan makna dari sebuah profesi bernama "GURU"
Mungkin saat saya masih kecil dulu, yang ada dalam benak pikiran saya, guru adalah sosok yang biasa saja, yang selalu berhubungan dengan anak-anak kecil, mengajar di depan kelas , dan setelah itu pulang. Tidak ada hal-hal istimewa. Sampai saat ini saya juga masih bingung kenapa saya dulu mengatakan dengan yakin bahwa saya ingin menjadi guru hanya berdasarkan pikiran dan analisis tersebut.
Bayangkan dengan pilot, dokter, tentara, atau polisi. Hampir semua anak pasti menganggap profesi tersebut adalah profesi keren. Apalagi ada peribahasa yang mengatakan "gantungkan cita-citamu setinggi langit". Lagi-lagi saya heran mengapa saya tidak memilih menjawab dengan pilihan profesi-profesi yang keren tersebut. Kembali lagi, mungkin faktor utama adalah keberadaan kedua orang tua saya yang berprofesi menjadi guru SD. Namanya saja anak kecil, yang sedang melewati proses kehidupan dengan segala kepolosan dan keingintahuannya...
12 tahun berlalu, saat saya mulai menginjak bangku kuliah menjadi seorang mahasiswa. Saat dimana mental dan pikiran sudah mulai terbentuk. Saat karakter sudah mulai menunjukkan keberadaanya. Saat mulai meninggalkan masa yang dinamakan "remaja" menuju masa "dewasa".
Di sinilah saya mulai mengetahui makna dari jawaban dari pertanyaan mengenai cita-cita di atas. Bukan hanya disebut "pahlawan tanpa tanda jasa", menurut saya guru juga pantas disebut "pahlawan paling berjasa".
Bayangkan, mungkin takkan pernah ada sosok seperti Bung Karno yang menjadi proklamator jika tidak dididik secara benar oleh guru-gurunya. Takkan pernah ada sosok seperti Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma yang sempat mengharumkan nama Indonesia lewat olahraga bulutangkis jika tidak dibimbing secara benar oleh guru-gurunya. Guru disini bukan hanya guru yang mengajarkan anak didiknya dengan berdiri di depan kelas. Namun juga guru yang dengan sepenuh hati mendidik dan membimbing anak-anak bangsa hingga kelak diharapkan akan menjadi bunga pengharum bangsa.
Kembali kepada soal cita-cita, menjadi seorang guru tidak hanya diukur secara materialitas seperti gaji dan sebagainya. Namun, menjadi seorang guru adalah pekerjaan yang sangat mulia jika dilihat dari kebaikan dan jasa yang mereka berikan. Bayangkan, jika satu guru mengajarkan kebaikan kepada 10 orang murid dan tiap-tiap murid tersebut menularkannya kepada yang lain, dan terus berjalan seperti itu, betapa banyak pahala yang bisa didapatkan oleh sang guru. Karena mengajarkan kebenaran dan kebaikan merupakan salah satu perbuatan yang dijanjikan pahala oleh ALLOH SWT, Apalagi jika dari yang ia didik tersebut, bisa menjadi "orang" yang bisa menjadi panutan dan inspirasi bagi orang lain. Subhanallah...
Namun, tak dapat dipungkiri jika tidak semua tanah yang ditanam benih yang berkualitas baik akan menjadi tanaman yang baik pula. Pasti terdapat tanaman-tanaman yang tidak dapat tumbuh sesuai harapan. Begitupun manusia, kita tidak dapat menyalahkan seorang guru akan perbuatan jelek yang dilakukan seorang muridnya saat menjadi dewasa. Karena yakinlah, para guru yang ada di dunia ini pasti ingin melakukan hal-hal terbaik demi kesuksesan dan keberhasilan anak didiknya. Kesuksesan dan keberhasilan bagi semua penghuni di dunia ini. Karena pekerjaan yang dilakukan seorang guru tidak hanya bertanggung jawab kepada anak didik dan sekitarnya saja, namun yang lebih berat adalah harus mempertanggungjawabkannya kepada Sang Pencipta, ALLOH SWT.
Betapa mulianya, jasa para guru. Dan yang terpenting adalah guru dalam kehidupan kita. Guru yang selalu ada untuk kita. Guru yang selalu memberikan cinta dan kasih sayang yang tanpa henti kepada kita semua. Guru pertama dalam hidup kita, ORANG TUA
Mungkin, cita-cita dulu waktu saya kecil tidak dapat terpenuhi, karena saat ini saya mengenyam pendidikan di sekolah kedinasan yang kelak insyaalloh akan bekerja di perkantoran. Namun semoga di masa depan jika ALLOH mengijinkan dan saya mampu, saya ingin menjadi seorang GURU. Jika tidak bisa menjadi guru yang mengajar di depan kelas, saya ingin menjadi guru yang bisa memberikan ilmu dan pengalamannya kepada orang lain. Amiin ya robbal 'alamiin...
Selamat Hari Guru,
Semoga pendidikan di Indonesia bisa menuju ke arah yang lebih baik lagi dengan jasa dan pengorbanan para "pahlawan paling berjasa"
Semoga pendidikan di Indonesia bisa menuju ke arah yang lebih baik lagi dengan jasa dan pengorbanan para "pahlawan paling berjasa"
0 comments:
Posting Komentar