semoga segala sesuatu yg baik dalam blog ini bisa MASUK ke OTAK anda serta segala yang buruk bisa MASUK ke KOTAK sampah anda

Kamis, 17 November 2011

"The Real" Dosen

Sebuah percakapan antara seorang murid dengan dosennya di siang hari saat perpindahan kelas...
Murid : Permisi pak, saya mau minta izin buat makan sebentar pak
Dosen : Gimana ya mas, enggak enak sama teman-teman yang lain
Murid : Oh ya sudah pak, terima kasih

Mungkin si murid merasa biasa saja terhadap sikap sang dosen, perkataan dosen dianggap sebagai penolakan atas izin yang ia minta. Sebuah hal yang ia maklumi karena si murid memang merasa saat itu bukanlah saat istirahat untuk makan.
Tapi apa yang terjadi??



Sekitar 30 menit kemudian, terdengar pintu kelas diketuk oleh seseorang dari luar, dan setelah dibuka, siapa gerangan??
Para pembaca pasti tak akan pernah menyangka hal ini, apalagi jika anda adalah si murid di atas atau bahkan menjadi temannya yang berada dalam satu kelas yang sama.

Orang yang mengetuk pintu itu datang membawa 6 kotak pizza,
Ya, dia adalah seorang yang membawa pesanan dari sang dosen atas 6 kotak pizza, 6 kotak pizza yang ia pesan untuk murid-muridnya di kelas itu
Semua murid di kelas itu terdiam beberapa detik, dan mungkin hati mereka bergetar

Dan saya termasuk dalam murid-murid itu, murid-murid yang merasakan kehadiran "the real" dosen yang saat itu berada di hadapan kami, memesan 6 kotak pizza yang dibagikan untuk seluruh murid di kelas.
Mungkin penolakan sang dosen kepada salah satu muridnya pada awal cerita ini adalah demi sebuah "keadilan" sehingga semua murid tidak merasa kelaparan.
Tidak hanya peristiwa di atas, sebelumnya dosen tersebut juga benar-benar terbuka pada murid-muridnya, kami dianggap sebagai teman yang bisa memberikan masukan pada beliau.

Baru kali ini saya merasakan hal seperti ini, antara rasa sungkan (atau lebih tepatnya tidak merasa enak atas sikap sang dosen) atau rasa respect karena sikap yang ditunjukkan oleh sang dosen.
Baru pertama kali saya bertemu dengan dosen seperti ini, seorang dosen yang benar-benar menjadi dosen. Mungkin sebelum saya mengalami hal di atas, anggapan saya selalu tertuju pada satu hal. Dosen tidak seperti guru SD, yang selalu melihat dan memenuhi kebutuhan murid-muridnya.
Seorang guru SD mungkin masih mau mengurusi muridnya yang tiba-tiba sakit pada saat di kelas. Seorang guru SD mungkin masih mau mengurusi muridnya yang tiba-tiba tidak masuk sekolah selama beberapa hari. Seorang guru SD mungkin masih mau mengajari murid-muridnya untuk memahami pelajaran secara maksimal. Tapi dosen?? kita tahu sama tahu...

Dosen di atas telah mengajarkan pada saya beberapa hal, ternyata masih ada dosen yang masih mau melihat dan memahami kebutuhan murid-muridnya. Bahkan seorang guru SD mungkin belum tentu melakukan hal tersebut pada murid-muridnya.

Tulisan ini hanya sebuah opini dari saya sebagai seorang murid. Tidak ada maksud untuk menyinggung ataupun membandingkan segala sesuatu.
Tulisan ini hanya sebagai sarana bagi penulis untuk menyadarkan kembali bahwa masih ada sosok dosen yang benar-benar menjadi dosen bagi murid-muridnya. Semoga perkembangan pendidikan di Indonesia semakin maju dengan adanya dosen-dosen seperti di atas.

Alhamdulillah yah, sesuatu banget :')

(Kami mungkin hanya bisa membalas kebaikan hati bapak lewat doa dan nilai ujian kami kelak. Smoga bapak tetap menjadi "the real" dosen bagi kami semua, baik di dalam maupun di luar kelas)


Selamat Hari Guru, 
Semoga pendidikan di Indonesia bisa menuju ke arah yang lebih baik lagi dengan jasa dan pengorbanan para "pahlawan tanpa tanda jasa"

Posting Terkait



0 comments:

Posting Komentar