Garuda di dadaku, garuda kebanggaanku, kuyakin hari ini pasti menang...
Nyanyian di atas mungkin akan selalu terdengar saat timnas sepakbola kita bertanding. Tua muda, laki-laki perempuan, berbaur bersama dengan sangat bangga mendukung timnas dengan tak kenal lelah. Tak peduli dengan kerongkongan yang kering berteriak menyemangati laskar-laskar pejuang bangsa di lapangan hijau. Rasa itupun pernah saya rasakan, ketika itu timnas U-23 yang bertanding. Meskipun hanya timnas U-23, saya merasakan totalitas yang luar biasa dari para pencinta sepakbola untuk mendukung para pemain memperoleh kemenangan atas musuh-musuhnya. Masih teringat bagaimana saya dengan tak peduli berteriak saat gol datang, dengan tak malu melompat-lompat dengan kesal saat para pemain timnas gagal memanfaatkan peluang yang ada. Tak peduli dengan skor akhir, yang penting bisa mendukung timnas untuk bermain dengan totalitas dan sportif demi mengharumkan nama bangsa.
Saat semua pihak bersatu bersama-sama mendukung timnas baik di dalam maupun di luar lapangan. Saat tak ada atau belum munculnya kepentingan-kepentingan individu yang mengorbankan kepentingan bangsa. Saat Sang Garuda dengan leluasa mengepakkan sayapnya…
Tidak seperti saat ini…
Saat Sang Garuda terluka atau lebih tepatnya sengaja dilukai. Saat Sang Garuda tak bisa terbang tinggi karena diikat oleh berbagai kebijakan yang dibuat tak bersahabat. Saat Sang Garuda tak lagi membawa slogan penguat yang selalu ia bawa yang berbunyi “Bhineka Tunggal Ika”, yang hilang akibat para penguasa yang tak mau bersatu memberikan yang terbaik untuk Sang Garuda…
Saya sebagai pendukung layar kaca mungkin hanya bisa berkomentar tanpa bisa melakukan tindakan yang konkret atas permasalahan yang sedang melanda PSSI saat ini. Mungkin saya tak memiliki hak yang bisa mengubah keputusan atas kongres-kongres yang menghasilkan berbagai kebijakan penting. Meskipun saya merasa, kebijakan PSSI yang diambil saat ini muncul akibat kepentingan-kepentingan individu yang bermain di belakangnya. Tetapi, saya sangat berharap dugaan saya ini salah. Semua rakyat Indonesia pasti ingin PSSI bisa bersikap arif dan bijaksana sehingga dapat menghasilkan satu bentuk organisasi yang kuat dan cerdas, yang bisa memimpin dan membimbing sepakbola nasional ke arah yang lebih baik.
Siapa yang tak ingin mendukung Sang Garuda berperan dalam event Piala Dunia?
Siapa yang tak ingin mendengar Indonesia Raya dikumandangkan dengan lantang di arena Piala Dunia?
Siapa yang tak ingin melihat Sang Merah Putih berkibar dengan bangga di ajang Pala Dunia?
Siapa yang tak ingin mendengar Indonesia Raya dikumandangkan dengan lantang di arena Piala Dunia?
Siapa yang tak ingin melihat Sang Merah Putih berkibar dengan bangga di ajang Pala Dunia?
Satu kalimat yang pernah saya baca sempat menggelitik telinga dan hati saya, “Keadaan sepakbola suatu negara juga menjadi symbol mengenai keadaan umum negara tersebut”.
Mungkin bisa saja benar, Apakah keadaan sepakbola kita saat ini sebagai akibat dari keadaan Indonesia sekarang, dimana korupsi merajalela, dimana hukum yang tajam ke bawah tumpul ke atas, dimana kepentingan penguasa selalu menjadi no.1?
Mungkin bisa saja benar, Apakah keadaan sepakbola kita saat ini sebagai akibat dari keadaan Indonesia sekarang, dimana korupsi merajalela, dimana hukum yang tajam ke bawah tumpul ke atas, dimana kepentingan penguasa selalu menjadi no.1?
Entahlah, lagi-lagi saya hanya pendukung layar kaca yang hanya bisa berkomentar, yang hanya bisa berharap dan berdoa agar Sang Garuda bisa kembali terbang tinggi, membawa nama Indonesia menjadi didengar oleh dunia.
Saya sempat optimis dengan datangnya pemain-pemain naturalisasi yang cukup berkualitas, yang menurut saya bisa membawa Sang Garuda kembali “berbicara” setidaknya di level Asia, seperti puluhan tahun yang lalu. Tapi, pemain-pemain tersebut dianggurkan begitu saja, tak pernah dipakai. Padahal keinginan mereka mungkin sangat kuat untuk bisa membela Indonesia, memakai lambing garuda di dada kiri meninggalkan negara asal leluhurnya . Pertanyaannya, Apakah program naturalisasi tersebut akan menjadi program yang sia-sia? Mana hasil dari milyaran rupiah yang sudah dikeluarkan untuk program tersebut dan pelatihan lainnya? Bukankah uang milyaran tersebut datang dari hasil jerih parah rakyat? Lagi-lagi rakyat yang menjadi korban…
Di akhir tulisan saya ini, saya ingin membagikan tulisan yang menarik yang sempat menjadi status salah satu fans page facebook pendukung Sang Merah Putih…
“PSSI butuh pemipin yang mempunyai visi misi yang tulus untuk mengharumkan nama INDONESIA di kancah nasional maupun internasional”
“PSSI butuh pemipin yang mempunyai visi misi yang tulus untuk mengharumkan nama INDONESIA di kancah nasional maupun internasional”
2 comments:
ya,, mudah2an PSSI makin baik dan makin banyak prestasi!
Salam Blogger STAN!
kunjungan dan Follow ya :D
sepak bola Indonesia memamang membutuhkan organisasi yang baik untung mengelolanya. semoga kenyataan ngeliat timnas main di Piala dunia. :D
Ada event buat para blogger nih, hadiahnya Samsung Galaxy ACE dan uang tunai.
Posting Komentar